Selasa, 27 Juni 2017

Semacam catatan "Juara" festival Police movie

Beberapa hari ini dunia socmed di heboh kan dengan adanya video yang di upload Div Humas Polri sebagai salahsatu jawara Festival Police Movie, yang di anggap menyudutkan umat Islam.

Ini ada salahsatu yang semacam catatan seorang teman di Facebooknya yang menarik untuk di simak :

***

Video Anton Galon Ternyata Bukan Hanya Menghina Islam, Namun Juga Menghina Rumah Sakit dan Kepolisian

Bahkan, banyak sekali ADEGAN JANGGAL di video ini, yang memperlihatkan bahwa si Anton Galon ini tidak paham mengenai prosedur kerja di Rumah Sakit.

Sepertinya si Anton Galon ini belum pernah dirawat di rumah sakit, khususnya di ruang UGD. Dan dia juga sepertinya belum tahu, bahwa pada saat Aksi Bela Islam, pengantin nonmuslim justru dibantu oleh para peserta aksi, agar upacara pernikahan mereka berjalan dengan lancar, aman dan damai.

Pengantin aja aman di tengah aksi bela Islam, Apalagi ambulans, yang oleh undang-undang justru dilarang untuk dihalangi.

Berikut saya copas sebuah analisis cerdas yang ditulis oleh seorang teman

* * *

MENYIMAK CARA PANDANG POLISI TERHADAP RUMAH SAKIT DAN PETUGAS KESEHATAN MELALUI VIDEO ANTO GALON

Video yang dibuat oleh seseorang bernama Anto Galon dan menjadi terkenal karena diunggah oleh akun Divisi Humas POLRI di facebook dan sekarang ramai dikritik karena tendensinya yang menyudutkan umat Islam itu sebenarnya punya sisi lain, yang tidak kalah kontroversialnya.

Dalam pandangan saya, video ini tidak hanya menyudutkan umat Islam, tapi sekaligus juga menyudutkan RUMAH SAKIT dan PETUGAS KESEHATAN.

Justru, adegan yang menyudutkan Rumah Sakit itu tampil lebih dulu daripada penyudutan umat Islam.

Video ini dibuka dengan adegan ketika satu pasangan suami-istri diantar seorang anggota POLRI membawa anak balitanya ke RS.
Mereka menuju ke Poli Rawat Jalan RS (bukan UGD) sehingga harus mengambil nomor antrian. Nomor yang didapat adalah nomor 27, padahal saat itu pasien yang mendapat giliran pelayanan baru sampai nomor 11.

Mungkin Sang Bapak merasa anaknya sudah dalam kondisi parah, sehingga ia menemui petugas RS untuk meminta agar anaknya didahulukan.
Petugas menolak dan mengatakan, "Maaf, Pak. Ini sudah peraturan."

Adegan ini tergambar begitu miris, tragis, dan ironis, ketika seorang pasien anak-anak yang sakit parah harus pasrah menunggu antrian.

Pembuat video kemudian menampilkan "pahlawan" yaitu seorang pasien dengan nomor urut 12 yang bersedia menukarkan antriannya dengan anak tsb.

Teman-teman, ada yang melihat keanehan dalam adegan ini?

Iya, bagi orang yang sehari-harinya tidak berkecimpung di lingkungan RS mungkin tidak segera melihat keanehan ini.

(1)
Pasien sakit berat/gawat seharusnya mendaftar ke Unit Gawat Darurat (UGD) atau Emergency Unit yang ada di tiap RS. Di UGD TIDAK ADA NOMOR ANTRIAN.
Pasien akan segera dilayani sesuai tingkat kegawatannya masing-masing, bukan soal siapa yang duluan datang.

Bagaimana mungkin seorang POLISI tidak bisa membedakan antara Poli Rawat Jalan dan UGD? Bagaimana bisa dia salah mengantar pasien tsb ke Poli dan bukannya UGD?
Secara tidak langsung, pembuat video ini menggambarkan betapa bodohnya petugas kepolisian di Indonesia.

Menurut saya sih jelas bukan polisi kita yang bodoh, melainkan pembuat video ini yang 'kurang piknik'. Dia bikin video tapi tidak melakukan riset dulu bagaimana sebenarnya seluk-beluk pelayanan di RS.

Tapi yang lebih mengherankan, bagaimana bisa sebuah video yang menggambarkan polisi Indonesia jadi tampak bodoh begini memenangkan penghargaan di Police Movie Festival dan mendapat kehormatan diunggah di akun fb Divisi Humas POLRI?

(2)
Dan HERO-nya adalah pemilik no.12! Sedangkan petugas RS tergambar bagai iblis yang tidak punya perikemanusiaan!
Bagaimana seorang PETUGAS KESEHATAN tidak peduli dengan parah-tidaknya kondisi pasien, dan bisanya cuma bilang, "Maaf Pak, ini sudah peraturan."?

Semua RS punya Unit Gawat Darurat, dan gunanya memang untuk mengatasi hal-hal semacam ini. Petugas Kesehatan yang menemui kasus pasien gawat di Poli tinggal bilang saja, "Pak silakan pasiennya dibawa ke UGD, di sana tidak perlu nomor antrian." Gampang, kan?!
Pasien no.12 pun tidak perlu repot-repot berkorban untuk jadi pahlawan.

Kejadian sehari-hari yang umum terjadi adalah pasien semacam ini akan diantar petugas kesehatan ke UGD.
Mas Anto Galon yang bikin video ini pasti tidak tahu karena tidak pernah nongkrong di RS. Dia membuat video hanya berdasarkan khayalan dan prasangkanya sendiri.

Dan herannya, video tanpa riset yang hanya berdasar khayalan dan prasangka ini bisa menang menjadi JUARA di Police Movie Festival!

#indonesiahebat

Menjawab wawancara sebuah media, Anto Galon menjawab bahwa ia mendapat ide membuat video tsb ketika menemui kejadian sebuah jalan ditutup karena ada acara pengajian. Lalu terpikir olehnya bagaimana seandainya ada ambulan yang mau lewat.

Nah.

Anda bisa memahami bagaimana cara berpikirnya? Apa isi benaknya?

Ya, isi benak yang dipenuhi prasangka negatif, kemudian diolah dengan khayalan tingkat tinggi, dipadu dengan kemalasan untuk melakukan riset terhadap fakta yang terjadi sehari-hari di sekitarnya.

Jalan ditutup karena ada kegiatan masyarakat, bukankah itu kejadian lumrah dan sering?! Biasanya juga harus mengurus surat izin dari instansi kepolisian setempat untuk bisa menutup jalan selama waktu tertentu.
Dan perhatikan, kegiata apakah yang paling sering menutup jalan? PENGAJIAN-kah?

Silakan lakukan riset, cari tahu kegiatan apa yang paling sering menutup jalan.
Kalau dari pengamatan saya sehari-hari, yang paling sering menutup jalan itu adalah kegiatan sosial seperti kawinan, khitanan, agustusan, dll. Hampir tiap bulan ada, bahkan kadang bisa lebih dari sekali.
PENGAJIAN mah jaraaang. Setahun ada sekali pengajian akbar di satu kampung itu sudah hebaaat.

Walaupun sering, kegiatan sosial yang menutup jalan itu tidak membuat mas Anto Galon 'ngeh'. Tapi begitu ada satu kali PENGAJIAN menutup jalan, langsung KRIIIIING! Alarm dalam otaknya berdering keras. Sontak terpikir, "Bagaimana kalau ada ambulan mau lewat?"
O
Cling! Dan jadilah video itu.

Thing! Dan jadi juara.

Aduh, saya sih takutnya di masyarakat nanti muncul sangkaan, jangan-jangan memang ada seseorang atau sekelompok orang dalam tubuh kepolisian kita yang cara berpikirnya sejalan dengan orang-orang seperti Anto Galon ini....
Kalau tidak, mustahil videonya jadi juara.

Baiklah. Mari kita bantu dengan doa.

Semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala melimpahi kita semua dengan ampunan, rahmat, dan hidayah, sehingga bangsa kita senantiasa dijauhkan dari segala bencana, fitnah, dan prasangka buruk antarsesama, seterusnya hingga akhir zaman. Aamiin ya Robbal 'Alamiin.

Minal aidin wal faizin.
Mohon maaf lahir dan batin.

Wallahu a'lam bishshowwab.

Continue reading

Minggu, 25 Juni 2017

Yang itikaf 9 hari full itu Anak Gubernur



  • Ada cerita menarik di itiqaf Ramadhan taun ini, setiap pagi pas saya mau plg, Masjid sudah kosong tinggal menyisakan satu anak kecil ini. Dia asik sendiri Baca Al Qur'an sangat menikmati banget baca Al-Quranya, ngeliat dia antusias baca Quran kaya ngeliat anak2 lain seumurnya antusias Nonton YouTube. Di hari ke 9 ini saya penasaran ngobrol Ama anak kecil ini ternyata namanya Hadi dia kelas 3 SMP dimana anak seumurnya doyan nonton YouTube yonglex, anak kecil ini doyanya baca AlQuran.

    Yang bikin Salute lagi dia cerita, selama 9 hari dia g pulang. Dia satu2 nya jamaah di Masjid ini yang full Itikaf tanpa pulang. Hebat banget!

    Belom habis keterkaguman saya, saya bertanya, lagi namatin Quran ya? Jawaban adik ini bikin saya makin bengong, Alhamdulillah mas ini yang ke 3. "Dalem hati malu, saya aja belom beres hatamin Quran, adik ini udh 3 kali dan full g pulang ke Rumah. 
    Pembawaan adik ini ramah & ceria sekali, sesekali pas bosan, dia buka hp g tau apa yang dia liat dia senyum2 sendiri lalu dia lanjut lagi baca Quran nya.

    Dalam hati saya hebat sekali ini anak, dari kecil udah cinta Quran dan Masjid saya sebagai org yg udh dewasa jujur sangat malu & ketampar.

    Yg bikin saya penasaran, siapa orang tuanya? Ko hebat bgt anak sekecil ini yang biasanya doyan main dan nonton YouTube kok ini rela buat Full tinggal di Masjid dan namatin Quran sampai 3 kali.

    Saya makin tercengang karena, orang tuanya adalah Bapak Ahmad Heryawan dan Ibu Netty (Gubernur JawaBarat). Ya adik Hadi ini anak Bungsu Pak AHER dan ibu netty

    Di bayangan saya, anak pejabat itu kebanyakan pertantang petenteng sok jago, nakal, hobinya main buang2 duit.

    MashaAllah ditengah kesibukannya pak Aher dan Ibu Netty ternyata jd teladan dlm mendidik anak. Menjadi respect berkali2 lipat kepada mereka. Kesibukan amanah sebagai Gubernur, tetap bisa membimbing anaknya menjadi anak Sholeh. Bahkan sangat Sholeh.

    Penilaian seorang pemimpin itu bagus bisa dinilai dari memimpin keluarganya terkecilnya dulu.

    Respect buat Pak AHER dan Ibu Netty ditengah kesibukannya memimpin Jabar, tetap bisa mendidik anaknya menjadi anak soleh. Sangat menginspirasi saya, semoga kelak saya juga bisa mempunyai Anak yang Sholeh
dari IG @r_halfi_m

Continue reading

Sabtu, 25 Maret 2017

Politik VS Agama


Tenang! sayah gak mau ngomentarin pak presiden, da sayah mah apa atuh...

Beberapa waktu yang lalau, sayah liat sepanduk di pagaden Subang, tulisannya kalau gak salah :
" Jangan politisasai agama, Islam itu cinta damai." agak mengkerut dahi, saat membacanya. tapi sayah cuman komentar "kenapa kituh?"

eh ternyata pas sayah main ke Bandung sepanduk serupa juga ada di sana.
kali ini saya gak komentar apah-apah, cuman bingung aja.

ehhh... tadi pas lihat twitter ada berita dari detik, kalau pak presiden berkata : "Politik dan agama harus dipisah betul."   tapi sayah gak ada niat ngomentarin apa-apa, bener,... serius... apalagi yang ngomong kayagitu presiden.

sayah cuman inget, dulu waktu kelas 4 SD sayah pernah belajar PMP tentang butir-butir pancasila.
kalau sayah gak salah inget :

Sila Pertama Ketuhanan yang maha Esa
Butir pertama bunyinya : Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Tah...nya... Bangsa Indonesia Percaya dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa .
kalau memang percaya dan bertaqwa kenapa harus di pisah dari kehidupan bernegara dalam hal ini politik, asa lieur....

Terus, UUD 45 Pasal 29 Ayat 1 dan 2 :

  1. Negara Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
Jadi sayah yang tidak mengerti hukum ini harus bagaimana?
Katanya negara berdasarkan KETUHANAN tapi kalau ada orang yang menjalankan sesuatu berdasarkan keputusan Tuhannya, seolah-olah  melanggar hukum.

Jadi sayah teh kudu kumaha? 



Continue reading

Sabtu, 23 Juli 2016